ISTIDRAJ BAGI PARA PELAKU MAKSIAT

Selasa, 15 November 2011

ISTIDRAJ BAGI PARA PELAKU MAKSIAT

            Allah ta’ala memiliki nama Ar Rahman yang dengan sifat ini Allah SWT mencurahkan kebaikan kepada seluruh hamba. mencakup orang beriman dan orang kafir serta untuk seluruh makhluk. Kepada orang yang beriman Allah SWT memberikan kenikmatan yang sangat luar biasa karena Allah sangat menyayanginya, Allah berfirman :  … Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 43)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan Sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (QS. Al Baqarah : 277). Namun diantara berbagai kebaikan yang Allah curahkan kepada manusia, terdapat pula kebaikan yang Allah berikan kepada para pelaku maksiat, Rasulullah bersabda, “Apabila kamu melihat Allah memberi seorang hamba apa yang diinginkannya, padahal hamba itu selalu berbuat maksiat, maka sesungguhnya itu adalah istidraj dari Allah untuknya”. (HR. Ahmad dan Thabrani, dalam kitab as-Syu’ab).
            Ingatkah kita pada kisah Qarun kaum nabi Musa as dari Bani Israil, dimana Allah telah memberinya harta yang sangat banyak dan perbendaharaan harta yang melimpah ruah tersimpan dalam lemari-lemari besar yang sangat banyak. Perbendaharaan harta yang banyak tersebut tidak mampu diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar sekalipun. Harta telah membuat Qarun menjadi sombong sehingga menjauhkannya dari Allah dengan mempergunakan hartanya untuk berbuat kesesatan, kezaliman dan permusuhan. Harta dan kekayaan telah membuat Qarun terlena. Sehingga membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika orang-orang mukmin meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat dan menebarkan kebaikan, Qarun justru menolak seraya mengatakan "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"
Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya “.......dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim : 7). Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya. Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)."
Sungguh tidak berfaedah kebaikan yang Allah berikan kepada para pelaku maksiat dan tidak mau mendengarkan peringatan, sehingga mereka larut dalam kesenangan duniawi yang mereka dapatkan dan belanjakan kepada jalur-jalur yang tidak Allah ridhoi, Allah berfirman : “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka.  Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa dengan sekonyong-konyong, maka seketika itu mareka terdiam berputus asa. Maka orang-orang zhalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. al-An’am:  44-45).

0 komentar:

Popular Posts